Keynote Speech Jaksa Agung ST Burhanuddin pada Seminar Nasional Dies Natalis Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman ke-43

  • Share

Jakarta,Globalnews7.id-Jaksa Agung ST Burhanuddin memberikan Keynote Spoech dalam Seminar Nasional Dies Natalis Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman ke 43, dengan topik “Optimalisasi Sinergi Kejaksaan RI dan Kementerian BUMN untuk Kepentingan Penegakan Hukum dalam Penyelamatan Aset BUMN”,Kamis (16 Mei 2024 )bertempat di Universitas Jenderal Soedirman,Purwokerto.

Jaksa Agung menyampaikan pembahasan ini merupakan salah satu isu yang strategis dalam sistem penegakan hukum di Indonesia yang terjadi belakangan ini. Saet Ini. terjadi pergeseran paradigma yang semula berfokus pada tindakan represif menjadi pada tindakan preventif khususnya dalam penanganan perkara tindak pidana korupsi, tindak pidana pencucian uang, maupun tindak pidana ekonomi lainnya yang berkaitan dengan keuangan atau aset negara.

“Paradigma penegakan hukum saat ini bukan lagi hanya sebatas follow the suspect atau hanya mengejar pelakunya saja melainkan menjadi paradigma fallow che money and follow the asset arau lebih kepada mengejar uang dan asetnya. Poin pencing inilah yang saat ini diterapkan oleh jajaran Kejaksaan dan pada hati ini akan kica bahas secara komprehensif dalam forum ini, khususnya yang berkaitan dengan BUMN.” ujar Jaksa Agung.

Menurut Jaksa Agung, BUMN merupakan salah satu pelaku kegiatan ekonomi dalam perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang memiliki peranan penting dalam penyelenggaraan perckonomian narionsl guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945.

“BUMN memegang peranan ganda yang saling terikat dan ridak dapat dipisahkan. yairu BUMN sebagai perpanjangan tangan pemerintah dalam perekonomian kerakyatan yang harus mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat sekaligus sebagai badan usaha yang bertugas untuk memperoleh keuntungan,” imbuh Jaksa Agung.

Di samping itu, Jaksa Agung berpendapat bahwa BUMN juga mempunyai peranan strategis sebagai pelaksana pelayanan publik. penyeimbang kekuatan kekuatan swasta besar, dan turut membantu pengembangan usaha kecil/koperasi, BUMN juga merupakan salah saru sumber penerimaan negara yang signifikan dalam bentuk berbagai jenis pajak. dividen, dan hasil privatisasi.

Berbicara mengenai penegakan hukum dan BUMN. Jaksa Agung mengungkapkan bahwa potensi tindak pidana yang muncul ialah korupsi. Unsur utama yang menentukan terjadi atau tidaknya korupsi adalah keberadaan unsur kerugian negara. Unsur ini merupakan salah sara kunci utama sukses tidaknya upaya perampasan dan pengembalian aset perolehan hasil korupsi di Indonesia, khususnya dalam penegakan hukum yang dilakukan oleh Kejaksaan.

“Kerugian negara dalam lingkup BUMN ini terkait dengan harta kekayaan atau aser BUMN, hingga saat ini pun masih terjadi perdebaran mengenai hal ini. Di satu sisi, ada yang melihat hal itu merupakan kekayaan yang dipisahkan. Di sisi Iain, hal itu merupakan kekayaan negara,” imbuh Jaksa Agung.

Kemudian, Jaksa Agung menuturkan dalam penanganan tindak pidana korupsi yang melibatkan BUMN, perhu dilakukan dengan penuh kehati hatian terutama dalam menetapkan kerugian keuangan BUMN maupun anak perusahaan BUMN yang menjadi bagian dari kerugian keuangan negara dalam tindak pidana korupsi.

Menurutnya, kerugian yang dialami oleh BUMN tidak selamanya harus diartikan sebagai bagian dari tindak pidana korupsi yang merugikan keuangan negara. Mengenai aset negara yang berkaitan dengan kewenangan Kejaksaan, hal ini tertuang dalam Pasal 304 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2021 tentang Kejaksaan Republik Indonesia menyebutkan “Dalam pemulihan aset, Kejaksaan berwenang melakokan kegiatan penelusuran, perampasan, dan pengembalian aset perolehan tindak pidana dan aset lainnya kepada negara, korban, atau yang berhak”.

“Optimalisasi asset recovery menjadi upaya strategis Kejaksaan untuk menyelamatkan dam memulihkan kerugian negara yang terjadi karena penegakan hukum tidak sernata mata hanya sebagai pelaksana undang undang, tupi harus memenuhi tujuan hukom ira sendiri yaitu keadilan. kemanfaatan. dan kepastian hukum,” ungkap Jaksa Agung.

Dalam rangka penyelamatan dan pemulihan kerugian negara, Kejaksaan menggunakan instrumen hukum pidana dan perdata. Penggunaan instrumen hukum pidana melalui proses penyitaan, perampasan, penjaruhan pidana denda, dan/atau pidana tambahan uang pengganti.

Sedangkan, instrumen hukum perdata melalui gugatan perdata oleh Jaksa Pengacara Negara sebagaitruma diatur dalam Pasal 32, 33, dan 34 Undang Undang Notuor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, serta Pasal 38C Undang Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Untuk menunjang pelaksanaan kewenangan Kejaksaan dalam pemulihan aset yang diamanatkan oleh Pasal 30A Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2021 tentang Kejaksaan Republik Indonesia, Pusat Pemulihan Aset dinaikan statusnya menjadi Badan Pemulihan Aset.

“Badan Pemulihan Aset memliki peran yang strategis dalam pemulihan aset dikarenakan untak menjaga nilai ekonomis dari aset agar tidak mengalami penurunan yang signifikan sant dikembalikan untuk pemenuhan kerugian negara, korban, dan pihak yang berhak lainnya. Namun demikian. melalui pembentukan Badan Pemulihan Aset ini, tanggung jawab Kejaksaan semakin besar, karena dituntut untuk dapat menjadi centra/ suthority atau leading sector dalam pemulihan dan perampasan aset di Indonesia,” ujar Jaksa Agung.

Terkini, berkairan dengan BUMN dan aset negara. Kejaksaan Agung tengah menangani perkara dugaan tindak pidana korupsi dalam tata niaga komoditas cimah di wilayah Ijin Usaha Pertambangan (IUP) PT TIMAH. Tbk tahun 2015 s.d. 2027 dengan kerugian negara diperkirakan mencapai triliunan rupiah.

Sebagai bentuk dukungan Kejaksaan dalam memperbaiki tata kelola BUMN, Kejaksaan telah melakukan Program Bersih-Bersih BUMN yeng diinisiasi oleh Menteri BUMN yang tak sekadar dalam membenahi BUMN dari segi bisnis, melainkan juga aspek hukum baik melalui langkah preventif hingga represif yang merupakan bagian dari xansformasi BUMN.

“Program bersih bersih BUMN ini sangat kami dukung. untuk menghindari dan mengatasi dampak terjadinya #wud yang berujung terjadinya tindak pidana korupsi dalam lingkup BUMN karena akan sangar berdampak begi tidak tercepainya tujuan pembangunan nasional,” imbuh jaksa Agung.

Hingga saat ini, program bersih bersih BUMN telah diijalankan dengan optimal dan berhasil membongkar kasus kasus besar yang merugikan keuangan negara, dalam hal ini terkait dengan aset atru kekayaan negara dalam BUMN yakni Jiwasraya yang nilainya Rp 16,8 T. Garuda Kp 8,8 T. Waskita Rp 2,5 T, Asabri Rp 22,8 T, dan masih ada beberapa perkara lagi yang sedang ditangani.

“Pengungkapan kasus di BUMN oleh Kejagung kami anggap sebagai bukti konkret keseriusan pemerintah dalam membenahi perusehaan plat merah untuk kembali ke tujuan awalnya yaitu untuk memberikan kesejahteraan kepada masyarakat. Hasil pengungkapan kasus-kasus korupsi jumbo dengan kejaksaan juga berimbas tak hanya pada BUMN yang asetnya telah kita selamarkan. Tapi juga pada Kejaksaan yang kini mendapatkan kepercayaan sebagai lembaga penegak hukum paling dipercaya oleh masyarakat,” imbuh Jaksa Agung,

Mengakhiri paparannya, Jaksa Agung berbarap Kolaborasi antara Kementerian BUMN, BPKP. dan Kejaksaan diharapkan dapat terus berjalan dan meningkat. Jaksa Agung mengatakan Kejaksaan akan selalu membuka diri untuk bekerja sama dengan banyak pihak dalam mendukung semua program pemerintah.

“Saya teguhkan dan tegaskan kembali komitmen Kejaksaan RI untuk turut mengawal program bersih-bersih BUMN. agar terwujud BUMN yang modern, andal.

sebagai tulang punggung pembangunan nasional menyongsong Indonesia Emas 2045. Mewujudkan BUMN yang bersih dari korupsi adalah pekerjaan besar bagi kita semua yang akan bermanfaat cidak hanya hari ini, tetapi juga untuk generasi yang akan datang,” pangkas Jaksa Agung.

(Han)

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *