Bekasi – Satuan Penyelenggara Administrasi SIM (Satpas) selama ini dikenal masyarakat sebagai tempat yang lekat dengan praktik percaloan. Para calo dengan mudah menawarkan jasa “jalan pintas” untuk mendapatkan Surat Izin Mengemudi (SIM) tanpa antrean panjang, tanpa mengikuti tes tertulis maupun praktik.
Fenomena ini membuat pemohon SIM yang mengikuti prosedur resmi sering kali tersisih. Mereka harus bersabar di antrean, sementara pemohon “jalur belakang” bisa langsung melaju ke ruang foto tanpa prosedur.
Namun kini, Satpas SIM Polres Metro Bekasi mulai melakukan terobosan penting. Untuk menekan praktik percaloan sekaligus memperbaiki kualitas pelayanan, Satpas tersebut telah mengadopsi sistem baru yang disebut FIFO (First In First Out) Integrated System.
“Satpas Prototype adalah Satuan Penyelenggara Administrasi SIM berbasis teknologi informasi. Tujuannya untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam mengurus SIM dengan pelayanan berbasis IT,” ujar Kasat Lantas Polres Metro Bekasi, Kompol Sugihartono, Jumat (9/5/2025).
Sugi, sapaan akrabnya, menambahkan bahwa layanan di Satpas kini jauh lebih nyaman dan terstruktur. Pemohon SIM baik baru maupun perpanjangan akan melalui prosedur yang tertib dan transparan berkat dukungan sistem FIFO.
“Dengan FIFO Integrated System, pelayanan menjadi lebih mudah, nyaman, dan terbebas dari pungli serta intervensi pihak ketiga seperti calo,” jelasnya.
Melalui sistem ini, seluruh informasi pemohon seperti jumlah kehadiran, kelulusan ujian, hingga jumlah setoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dapat dipantau secara real time dan terintegrasi langsung dengan pusat data Satpas SIM di Korlantas Polri.
Sebagai bagian dari program Satpas Prototype nasional, Satpas Bekasi juga akan terus mengembangkan layanan berbasis teknologi lainnya, termasuk face recognition untuk autentikasi identitas pemohon SIM.
Dengan langkah ini, Polres Metro Bekasi berharap bisa mengembalikan kepercayaan publik terhadap sistem pelayanan SIM yang adil, profesional, dan bebas dari praktik ilegal. (Thalib)
